Langsung ke konten utama

Sambungannya Media.... Oh... Media....

Bukan tanpa alasan penulis menyebut informasi yang beredar saat ini 'telanjang' (pada artikel sebelumnya). Lihat saja berita yang bersliweran di media sosial.

Banyak berita yang isinya cuma asumsi, perkiraan, tebakan, wacana, dan lain-lain berita yang tanpa dasar yang jelas - dianggap sebuah berita yang valid dan pasti kebenarannya.

Tidak sedikit dengan alasan agar banyak yang mengunjungi akun media sosialnya, dibuatnya berita dengan menukil dan mengambil potongan berita dari sana sini lalu kemudian disatukan, dan dibuat olehnya seakan berita tersebut adalah sahih, terpercaya.

Kemudian banyak pengguna media sosial pun berlomba-lomba menjadi yang pertama menyebar berita tersebut tanpa disaring lagi. Dengan bangganya disebarnya berita tersebut, tanpa lagi diperiksa bahwa berita yang ia sebarkan hanyalah berita yang dipabrikasi. Semuanya di-share mentah-mentah. Bahkan yang men-share besar kemungkinan hanya sedikit membaca isi berita itu, atau sama sekali tidak membacanya. Yang penting sudah share, dan kemudian merasa bangga.

Tanpa berfikiran akibat baik buruknya, efek yang terjadi selanjutnya, ataupun kerusakan yang ditimbulkan setelahnya. Ia tidak berfikir bila ia telah menebar berita yang membuat orang lain takut, cemas, tidak nyaman, bahkan paranoid.

Apabila ada pengguna media sosial lainnya yang mengingatkannya bahwa ia telah menyebarkan berita hoax, ia hanya akan menjawab, "dapat dari grup sebelah", "ada yang ngirim ke WA saya", "saya cuma share aja". Atau minimal diam, tidak mengkoreksinya, atau tidak juga meminta maaf atas apa yang ia lakukan itu.

Inilah mengapa berita saat ini disebut 'telanjang'. Terlihat jelas. Tanpa malu, tanpa hati dan juga tanpa perasaan.

Wallahu a'lam
-----

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafakur Liar Seorang Pensyi'ar

Setiap orang mempunyai tujuan terhadap apa yang dilakukannya. Ia selalu berharap apa yang dilakukannya dapat menuai hasil. Begitupun sebagai seorang manusia yang percaya kepada fana-nya kehidupan dunia, maka ia akan berbuat untuk mendapatkan hasil untuk kekalnya hidup di akhirat. Termasuk di dalamnya kehidupan seorang pensyi’ar ilmu Allah. Ia berharap ilmu yang disyi’arkannya menjadi pendulang amal ibadah baginya sebagai bekal kehidupan akhirat. Hal itu akan terwujud selama orang-orang yang telah menerima syi’ar ilmu itu, memahami dan melaksanakan apa-apa yang telah disampaikan dalam ilmu itu. Untuk itu perlu ketaatan dalam pelaksanaannya dikarenakan untuk menggapai kefahaman diperlukan proses. Agar proses itu berjalan, maka seorang pensyi’ar harus mengolah taktik dan strategi syi’arnya dalam bentuk program-program yang terencana agar ilmu yang disyi’arkannya tersampaikan dengan utuh. Hal yang sangat berbahaya bila ilmu yang disampaikan tidak difahami dengan utuh, yaitu berupa...

Memperlihatkan Dalam Beribadah

Ibadah sudah seharusnya diperlihatkan, dipertontonkan, dan dipertunjukkan. Sehingga dapat dipastikan bahwa kita sedang ibadah.Dengan ditunjukkannya ibadah kita, maka akan menaikkan kualitas dari nilai ibadah tersebut. Sudah saatnya bagi kita semua untuk memperlihatkan dan menunjukkan pelaksanaan ibadah agar disebut orang yang taat dan bertaqwa. Dimulai dari akan beribadah, sudah harus diniatkan untuk memperlihatkannya. Pada saat melakukannya, berusahalah apa yang kita lakukan dilihat. Lakukan secermat-cermatnya hingga semua proses ibadah itu diperhatikan. Setelah selesai, nyatakan sekuat-kuatnya bahwa kita selesai beribadah. Perlihatkan ibadah kita....... ....... Perlihatkanlah kepada ALLAH SWT. Hanya kepada ALLAH. Berusahalah untuk menunjukkan, memperlihatkan, mempertontonkan ibadah kita kepada ALLAH. Tunjukkan yang terbaik yang bisa kita lakukan pada saat beribadah. Tunjukkan bahwa tidak ada aktifitas lain yang kita lakukan, tidak ada tujuan yang kita maksudkan, tiada keinginan lain ...

HADITS 36 – JANGAN MEMPERSULIT URUSAN ORANG LAIN

Hadits Arba'in An Nawawi Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan di...