Langsung ke konten utama

Tafakur Liar Seorang Pensyi'ar


Setiap orang mempunyai tujuan terhadap apa yang dilakukannya. Ia selalu berharap apa yang dilakukannya dapat menuai hasil. Begitupun sebagai seorang manusia yang percaya kepada fana-nya kehidupan dunia, maka ia akan berbuat untuk mendapatkan hasil untuk kekalnya hidup di akhirat.

Termasuk di dalamnya kehidupan seorang pensyi’ar ilmu Allah. Ia berharap ilmu yang disyi’arkannya menjadi pendulang amal ibadah baginya sebagai bekal kehidupan akhirat. Hal itu akan terwujud selama orang-orang yang telah menerima syi’ar ilmu itu, memahami dan melaksanakan apa-apa yang telah disampaikan dalam ilmu itu. Untuk itu perlu ketaatan dalam pelaksanaannya dikarenakan untuk menggapai kefahaman diperlukan proses.

Agar proses itu berjalan, maka seorang pensyi’ar harus mengolah taktik dan strategi syi’arnya dalam bentuk program-program yang terencana agar ilmu yang disyi’arkannya tersampaikan dengan utuh. Hal yang sangat berbahaya bila ilmu yang disampaikan tidak difahami dengan utuh, yaitu berupa kesalah fahaman, mis-interpretasi, yang akan mengakibatkan penyimpangan, keraguan, tidak peduli, dan ketidak-konsistensian (tidak istiqomah) dalam melaksanakan keilmuan.

Ladang syi’ar ilmu bukanlah lahan yang mudah begitu saja, tetapi seorang pensyi’ar harus berusaha agar cita-citanya mengumpulkan bekal untuk akhiratnya terwujud. Segala hal - termasuk halangan dan gangguan – diolah sedemikian rupa agar dapat memberikan hasil.

Seorang pensyi’ar ilmu bagaikan seorang petani yang mengolah lahannya. Bagi seorang petani, lahan harus dipaculi, dicangkuli, diberi air, diberi pupuk, dijaga dari gangguan hama, agar tanamannya menjadi tanaman yang bagus dan memberinya hasil untuk mengisi lumbungnya. Baginya, lahan itu adalah masa depannya, cita-citanya.

Lalu bagaimanakah seorang petani menghadapi lahan yang tanahnya sangat keras untuk dicangkuli/ dipacul, yang mana bahkan air saja tidak sanggup menembus/ meresap kedalamnya, seakan tidak ada sedikitpun lubang walau sebesar pori-pori pada tanah itu? Padahal telah banyak taktik dan strategi diterapkan - bahkan bulldozer dan backhoe pun dikerahkan - agar lahan itu sesuai dengan keinginannya, tetapi seakan tanah itu tidak memberikan kecerahan harapannya.

Petani itu pastinya akan mencari lahan lain yang dapat memberikannya jalan menuju cita-citanya, masa depannya. Ia tidak akan menyia-nyiakan waktunya, karena telah tentu waktunya mengolah, menanam, dan menuai, dimana apabila terlewat maka ia akan menghadapi masa susah dan sengsara.

(Disertai harapan lahan baru dapat menjadi jalan untuk melunakkan lahan yang keras itu)

Wallahu a’lam….


Komentar

  1. "Tekstur" tanah dapat dirubah meskipun butuh jangka waktu yang lama. Tanah yang gersang dapat diubah menjadi lebih subur dengan menambahkan serasah atau mulching dalam jumlah banyak. Seperti petani sayur yang menambahkan kompos pada lahannya, Kompos (mulching) akan menambah jumlah bahan organik pada lahan. Yang tak dapat dirubah adalah "struktur"nya.Butuh kesabaran boss,,,untuk mengubah tekstur tanah.Cara cepat memang mencari lahan baru yang lebih subur... namun ada kepuasan tersendiri jika lahan gersang itu berubah teksturnya menjadi sesuai yang kita butuhkan dan saya pikir disitu mujahadahnya. Afwan boss....

    BalasHapus
  2. "Padahal telah banyak taktik dan strategi diterapkan - bahkan bulldozer dan backhoe pun dikerahkan - agar lahan itu sesuai dengan keinginannya, tetapi seakan tanah itu tidak memberikan kecerahan harapannya."

    Nabi SAW mensyi'arkan Islam selama 10 tahun di Makkah. Dan Beliau SAW harus mengganti strategi dengan berhijrah ke Madinah.

    Saya kira beliau tidak kurang mujahadahnya dengan berhijrah, kan?

    Afwan, boss....

    BalasHapus
  3. Saya teringat kasus di"bengkel" kemarin...akhirnya memang kenderaan yg rusak berat itu tak selesai perbaikannya sebab ditarik oleh pemiliknya.... tapi memang saya fikir kondisi nya berbeda...

    BalasHapus
  4. Pemilik bengkel perlu juga menyadari bahwa tidak sedikit pemilik kendaraan tidak menyukai kendaraannya diperbaiki apabila "hal yang harus dibayar" terlalu "mahal" baginya.

    Mereka akan mencari yang kwalitas "KW" agar tidak mahal. Atau membiarkannya tetap seperti itu selama kendaraannya masih bisa jalan.

    Jadi janganlah pemilik bengkel bingung akan hal itu, karena bengkel akan maju dari kendaraan bagus dibanding kendaraan rusak.

    Maksudnya, pemilik kendaraan yang merawat kendaraan agar tetap "on the track" akan menjadi kehidupan bengkel, dibanding kendaraan dibiarkan seadanya.

    Kendaraan yang terawat pasti akan selalu membutuhkan spare part yang segar secara berkala. Dari spare part inilah pemilik bengkel akan mendulang keuntungan lebih besar.

    Sedangkan kendaraan yang seadanya itu hanya akan ke bengkel apabila menurut pemiliknya perlu, itupun dengan pertimbangan untung rugi menurutnya.

    BalasHapus
  5. Ada juga pemilik kendaraan yang tidak menyadari bahwa kendaraannya memerlukan "perlakuan khusus" dalam pemakaian, perawatan, dan rutinitas. Dikarenakan si pemilik kendaraan ini hanya bercermin pada pemilik kendaraan lain yang perawatannya seadanya, akhirnya ia pun terbawa malas merawat kendaraannya.

    Ada juga pemilik kendaraan yang sudah merasa bisa memperbaiki kendaraannya sendiri bila rusak, padahal untuk buka baut lampu depan saja masih banyak bertanya.

    Untuk itu diharap pemilik kendaraan kembali menyadari bahwa kendaraan tidak semata-mata hanya untuk dikendarai saja, tetapi memerlukan perawatan dari bengkel resmi yang berisi tenaga ahli untuk kendaraannya itu.

    BalasHapus
  6. Bengkel yang tidak resmi mungkin bisa saja membetulkan beberapa kerusakan. Tapi... apakah bengkel itu bisa memperbaiki kerusakan pada komponen yang "custom design"? komponen yang memang dirancang khusus untuk kendaraan itu, yang tidak akan ditemukan di kendaraan lain.

    Oleh karena itu janganlah "menggampangkan" dalam merawat kendaraan dengan teknologi yang selalu dapat mem-"fresh"-kan diri setiap saat. Bisa-bisa malah nantinya kendaraan itu akan "locked" sehingga pemilik kendaraan hanya memiliki kendaraan, tetapi dalam kondisi "jangankan menggunakan kendaraannya, dinyalakan mesinnya saja tidak bisa"

    BalasHapus
  7. Tengkiyuh boss... moga kenderaan yang direparasi ke bengkel kita kepunyaan pemilik yang on schedule suai buku katalog... biar gak jadi kontaminan di bengkel... he he...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Nabi Ibrahim

Menurut keterangan Al Baghawy bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membaca doa ini saat membangun kembali Ka'bah -----

TAFAKUR FI KHOLQILLAH

By : Eman “Bertafakurlah tentang ciptaan ALLAH, jangan bertafakur tentang Dzat ALLAH.” Pernyataan diatas merupakan rambu-rambu bagi siapa saja yang ingin melangkah pada tahap bertafakur. Bertafakur merupakan salah satu proses bagi seorang manusia untuk mencapai tingkat muqorobah. Tiada seorang pun yang dapat mencapai pentafakuran atas Dzat ALLAH. Itu sudah harga mati, tidak dapat diganggu gugat. Yang bisa dilakukan oleh orang tersebut adalah bertafakur atas ciptaan ALLAH yang terhampar di depan matanya, bahkan pada dirinya sendiri. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur-an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.” (AQ - 41:53) ALLAH telah memperlihatkan pada manusia hamparan kekuasaan-NYA, yang dengannya manusia dapat memahami bahwa ALLAH MAHA KUASA dan manusia amatlah lemah, tak berdaya, dan tiada ku

Pengalaman Mengobati Hipertiroid

(Pengalaman seorang ibu penderita hipertiroid)     Saya adalah seorang penderita sakit hipertiroid. Tanda-tanda seseorang menderita hipertiroid memang berbeda-beda, sedangkan yang pernah dialami oleh saya diantaranya: mata membesar, tangan tremor (bergetar), terasa ada benjolan di tenggorokan bila sedang menelan air ludah. Ada benjolan yang cukup besar di ketiak. Menurut beberapa informasi bahwa seseorang penderita hipertiroid tidak disarankan untuk hamil, karena hipertiroidnya akan lebih terpacu menjadi semakin parah. Dan inilah yang terjadi pada diri saya, sementara saya baru mengetahui bahwa saya mengidap hipertiroid ini pada saat usia kandungan 7 bulan. Ditambah lagi terjadi exclamsia saat kandungan berusia 8 bulan. Bersyukurnya saya dapat melahirkan secara normal, yang sebelumnya diperkirakan oleh dokter harus cesar. Setelah melahirkan, saya masih harus menjalani perawatan intensif disertai harus menelan berbagai macam obat, yang salah satunya adalah PTU. Obat PTU ini adalah