Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010

JANGAN PANGGIL NAMA SAYA……

By : Eman Namanya Pak Musa. Dia adalah seorang pengojek motor di Pasar Kancil tidak jauh dari rumahnya. Dia adalah seorang lelaki yang ramah dan taat beribadah. Dia terkenal akan kedermawanannya. Bahkan pernah terjadi cekcok dia dengan istrinya, dikarenakan seluruh hasil ngojek hari itu diserahkan pada seorang pengemis yang sedang kelaparan. Suatu waktu saat sedang menunggu penumpang , Pak Musa bertemu tetangganya, Pak Lukman. “Assalamu’alaikum, Pak Lukman”, sapanya dengan ramah. “Saya antar pulang ke rumah, Pak?” “Wa ‘alaikum salam”, jawab Pak Lukman singkat dan pergi tanpa memperdulikan tawaran Pak Musa. Pak Musa terheran-heran, karena tidak biasanya Pak Lukman bersikap begitu. “Memangnya kamu tidak tahu, ya?” ujar Pak Abbas, rekan sesama pengojek. “Tahu soal apa?” tanya Pak Musa. “Masak sebagai tetangga dekat, tidak tahu. Pak Lukman kan baru pulang dari berhaji. Sekarang dia tidak mau disapa kalau tidak ditambah haji didepan namanya. Minimal panggil dia Pak Haji, H-A-J-I, gitu.” “

IRONI

By : Eman Kurang lebih 2 minggu yang lalu, tersiar berita bahwa dilarang memakai celana pendek, rok mini, alas kaki ber-hak tinggi, kaos tanpa lengan (‘you can see’) untuk memasuki Candi Borobudur. Bagi saya ini adalah berita yang biasa saja. Yang luar biasa adalah tidak adanya demonstrasi, protes, pengerahan massa besar-besaran, arak-arakan, pawai untuk menolak peraturan tersebut. Tidak ada yel-yel, kata-kata, spanduk, dan lain sebagainya yang mengatakan bahwa peraturan itu melanggar HAM, melanggar kebebasan orang lain, melanggar kebebasan berekspresi, melanggar ini dan itu. Di media massa pun tidak terjadi booming berita, tidak ada komentar dari orang yang mengaku dirinya pembela HAM, tidak ada komentar para artis, dan lain-lain. Bandingkanlah…….. Apabila peraturan itu merupakan kata-kata seorang tokoh Islam, fatwa MUI, organisasi muslim, dan yang seperti itu lainnya. Kejadiannya akan berbeda 180 derajat!!!!...... TANYA KENNNNNNAPA??????? Jawabannya pasti sudah terang benderang. Apap

Ingin Islami

By : Eman Dah lama ga nge-blog, nih..... Lagi jadi businessman alias orang yang (pura-pura) super sibuk. Sebenernya sih sudah lama bingung sama masalah ini, tapi baru ditulis dah.... Banyak orang pake panggilan "abi" dan "umi" untuk memanggil sang suami atau istri nya. Memang sih buat nge-bahasa-in ke anak-anaknya. Tapi pada tau gak artinya??? "Abi" artinya bapakku. "Umi" artinya ibuku. Coba fikir, kalo istri manggil suami dengan panggilan, "tolongin dong , bapakku" atau sebaliknya, suami berkata ke istrinya, "sebentar, ibuku". Aneh??? Tapi nyata dan banyak... Padahal orang Arab sendiri gak ada yang manggil suaminya atau istrinya dengan panggilan-panggilan itu loh. Berbeda arti dan makna serta rasanya apabila tanpa kata-kata "ku", yaitu "bapak" dan "ibu" saja. Kedua kata itu begitu universal dalam pemakaian sehari-hari, bahkan sebuah panggilan kehormatan dalam percakapan formal. Bapak Lurah, Ibu G