Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Tafakur Diri (Bagian - 1)

By : Eman Lihatlah manusia yang berlalu lalang, lihatlah pada diri sendiri. Apakah kita menyadari bahwa tadinya manusia hanyalah noktah sperma yang sangat sangat kecil dalam selubung air mani? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur,…… (AQ – 76 : 2) Titik yang kemudian berkembang menjadi manusia sempurna dengan susunan tubuh yang seimbang. “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,” “Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (AQ – 82 : 7-8) Dan kemudian setelah dapat berjalan dan merasa telah menguasai bumi, manusia pun menjadi sombong, seakan-akan dirinyalah yang paling hebat daripada manusia lainnya. Merasa paling pintar, paling kaya, paling sholih, paling taat, paling beribadah, dan paling-paling lainnya. “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampa

TAFAKUR FI KHOLQILLAH

By : Eman “Bertafakurlah tentang ciptaan ALLAH, jangan bertafakur tentang Dzat ALLAH.” Pernyataan diatas merupakan rambu-rambu bagi siapa saja yang ingin melangkah pada tahap bertafakur. Bertafakur merupakan salah satu proses bagi seorang manusia untuk mencapai tingkat muqorobah. Tiada seorang pun yang dapat mencapai pentafakuran atas Dzat ALLAH. Itu sudah harga mati, tidak dapat diganggu gugat. Yang bisa dilakukan oleh orang tersebut adalah bertafakur atas ciptaan ALLAH yang terhampar di depan matanya, bahkan pada dirinya sendiri. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur-an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.” (AQ - 41:53) ALLAH telah memperlihatkan pada manusia hamparan kekuasaan-NYA, yang dengannya manusia dapat memahami bahwa ALLAH MAHA KUASA dan manusia amatlah lemah, tak berdaya, dan tiada ku

NIKMATNYA NGE-BLOG

By : Eman Tadinya saya fikir buat apa nge-blog. Kurang kerjaan! Pernah sih bikin blog pribadi, tapi males ngisinya. Sampai-sampai lupa password-nya. Tapi gara-gara ada yang nanya ini itu mengenai blogging, jadi terpaksa deh ikutan aktif nge-blog. Lama-kelamaan asyik juga nge-blog. Walaupun postingan sering mandegnya dibanding lancarnya, saya berusaha mencari isi tulisan yang bisa di posting. Memang sih isi blog saya nggak keren-keren banget, nggak melangit. Boro-boro melangit, lompat 1 milimeter dari tanah aja nggak. Semuanya masih nempel di tanah, di bumi. Tapi ya pede aja lagi. Lagipula ngebahas yang ada di bumi, terutama yang ada di diri ini aja nggak habis-habisnya. Dengan ilmu secuil, blog saya jadikan tumpahan paparan rasa, goresan qolbu, kilasan fikiran dan pelepasan beban jiwa. Apa aja yang ditulis. Meskipun dibacanya (mungkin) nggak intelek, tapi yang penting saya tetap dapat menulis postingan. Kemandegan sering terjadi apabila aktifitas terlalu membebani raga. Sehingga apabi

PERJALANAN HIDUP

By : Eman Seseorang yang sedang memasak berpandukan buku masak terkenal, mengharapkan hasil masaknya sesuai dengan yang digambarkan sebagaimana yang ada dalam buku itu. Tetapi seringkali hasil masakan tidak sesuai dengan yang dicita-citakan. Terkadang kurang asin, kurang manis, kurang bumbu, dan sebagainya. Selama kekurangan tersebut terjadi, masih ada yang dapat dilakukan. Kurang asin tambah garam, kurang manis tambah gula, kurang bumbu tambah bumbu. Banyak makanan yang menjadi terkenal dikarenakan sebuah kekurangan. Tetapi ada hal yang tidak dapat dilakukan lagi dengan kekurangan yang satu ini, yaitu hangus atau gosong. Apabila makanan telah menjadi hangus, maka tidak ada yang dapat dimakan, karena rasanya sangat pahit. Begitu pula dalam menjalani kehidupan. Ada manis dan pahitnya. Ada kekurangan disana dan disini. Selama hal itu masih dalam kehidupan dunia ini, maka masih ada kesempatan untuk menjadi lebih baik. Tetapi apabila ajal telah menjemput, maka tidak ada lagi kesempatan kit