Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Insya Allah vs In syaa Allah

Pernah ada yang share artikel yang diantaranya berisi kalimat seperti dibawah ini? ”Kita seharusnya tidak menulis : insya Allah = Menciptakan Allah (naudzubillah ..) Tapi pastikan kita menulis : In Syaa Allah = dengan izin Allah” Sudah lama menahan diri untuk tidak membahas masalah ini, tetapi artikel ini masih saja sliweran di medsos. Tidak ada huruf yang bisa mewakili untuk menulis bahasa Arab selain dari tulisan/ huruf Arab itu sendiri. Tidak huruf Latin, Pallawa, atau huruf lainnya. Tidak bisa kita bilang bahwa tulisan “insya” Allah (in dan sya disambung) adalah salah, dan yang benar adalah ‘’in sya Allah’’ (in dan sya dipisah). Dalam penulisan bahasa Indonesia (huruf Latin), pembacaan huruf N dibaca jelas (dansa, rindu, amandel) , kecuali disusul oleh huruf G atau Y yang akan membentuk NG atau NY (angsa, banyak). Huruf N disusul kedua huruf itu tetap dibaca jelas apabila dipisah, seperti : puluhan gelas, bemain yoyo. Seringkali kata insya dibaca dengan jelas

Janji Adalah Hutang

A: Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, guru. B: Kamu berjanji? A: (dengan tegas) Ya, aku berjanji! B: Kamu berjanji?  A: (ragu-ragu dan perlahan) Ya, aku berjanji...  B: Kamu berjanji?  A: (semakin ragu) Adakah yang salah dari ucapanku, wahai guru? B: Bukankah sudah kamu ketahui bahwa janji itu adalah hutang? A: Benar, guru. B: Kalau kamu tidak menepati janjimu, berarti kamu tidak melunasi hutangmu. Benarkah? A: Benar. B: Sudah berapa kali kamu berjanji untuk kesalahan yang sama? A: (perlahan dan dengan suara lirih) Lebih dari 5 kali, guru. B: Bagaimana kamu bisa berhutang lagi, sementara hutangmu yang terdahulu belum kamu lunasi. Janjimu bukan hanya kepada gurumu ini saja, tetapi tercatat dalam buku amalanmu yang akan ditagih kelak apabila janji-janji itu belum kamu tepati. A: (dengan suara sesenggukan hampir menangis) Aku mohon maaf, guru. Aku mohon maaf..... -----