Langsung ke konten utama

Insya Allah vs In syaa Allah

Pernah ada yang share artikel yang diantaranya berisi kalimat seperti dibawah ini?

”Kita seharusnya tidak menulis : insya Allah = Menciptakan Allah (naudzubillah ..)
Tapi pastikan kita menulis : In Syaa Allah = dengan izin Allah”

Sudah lama menahan diri untuk tidak membahas masalah ini, tetapi artikel ini masih saja sliweran di medsos.

Tidak ada huruf yang bisa mewakili untuk menulis bahasa Arab selain dari tulisan/ huruf Arab itu sendiri. Tidak huruf Latin, Pallawa, atau huruf lainnya. Tidak bisa kita bilang bahwa tulisan “insya” Allah (in dan sya disambung) adalah salah, dan yang benar adalah ‘’in sya Allah’’ (in dan sya dipisah).

Dalam penulisan bahasa Indonesia (huruf Latin), pembacaan huruf N dibaca jelas (dansa, rindu, amandel) , kecuali disusul oleh huruf G atau Y yang akan membentuk NG atau NY (angsa, banyak). Huruf N disusul kedua huruf itu tetap dibaca jelas apabila dipisah, seperti : puluhan gelas, bemain yoyo.

Seringkali kata insya dibaca dengan jelas/ idzhar, sedangkan kaidah baca seharusnya (Tajwid) adalah samar/ ikhfa. Terlebih bila insya ditulis menjad in sya. “In” menjadi terpisah, dan kaidah baca dalam bahasa Indonesia huruf N dibaca jelas. Maka secara tajwid, cara baca ini adalah salah.

Tetapi dalam tulisan huruf latin bagaimana cara kita dapat mengetahui disana ada tajwid apa saja? Jawabannya TIDAK ADA.

Bagaimana cara membaca kata-kata : “dunya”, “bunyana”, “minghoirih”.

Lalu mana yang benar penulisannya Allah atau Alloh ? Shalat, Sholat, atau Salat? Rasul atau Rosul?

Bagaimana dengan yang berharokat? Allaah atau Allooh? Aamiin atau aamiiiiiin (karena huruf “mim” berharokat 6 ketuk)?

Bandingkan antara membaca aamiin dan maaf. Dalam tulisan “aamiin”, a dan i dibaca satu kali dengan panjang, sedangkan dalam tulisan “maaf”, a dibaca 2 kali dengan pendek. Akan lucu bila “aamiiiiiin” dibaca seperti “maaf”, jadi a-a-mi-i-i-i-i-in.

Lalu bagaimana cara menulis huruf ain dan amzah dalam huruf latin? 

Seringkali kita dapati orang menulis: Mu’min, assalamuálaikum, Qurán, maaf, amil, mualaf. Mana yang pakai huruf ain, mana yang pakai huruf amzah?

Dan banyak lagi hal yang akan menjadi pertanyaan.

Ingat juga bahwa penulisan huruf dalam bahasa Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan ejaan. Akan lebih rumit lagi kita menjawabnya bila kita menemukan buku lama dalam ejaan lama, seperti kata “insja Allah”.

Apa yang dilakukan oleh para pakar bahasa adalah upaya pendekatan dalam pengucapan bahasa Arab kedalam tulisan Latin, dikarenakan banyak kata-kata serapan dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Arab.

Intinya, tulisan Latin tidak akan bisa mewakili bagaimana bunyi ucapan bahasa Arab. Sehingga tidak selayaknya mengartikan bahasa Arab yang ditulis dalam bahasa latin.


Wallahu a’lam

-----

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafakur Liar Seorang Pensyi'ar

Setiap orang mempunyai tujuan terhadap apa yang dilakukannya. Ia selalu berharap apa yang dilakukannya dapat menuai hasil. Begitupun sebagai seorang manusia yang percaya kepada fana-nya kehidupan dunia, maka ia akan berbuat untuk mendapatkan hasil untuk kekalnya hidup di akhirat. Termasuk di dalamnya kehidupan seorang pensyi’ar ilmu Allah. Ia berharap ilmu yang disyi’arkannya menjadi pendulang amal ibadah baginya sebagai bekal kehidupan akhirat. Hal itu akan terwujud selama orang-orang yang telah menerima syi’ar ilmu itu, memahami dan melaksanakan apa-apa yang telah disampaikan dalam ilmu itu. Untuk itu perlu ketaatan dalam pelaksanaannya dikarenakan untuk menggapai kefahaman diperlukan proses. Agar proses itu berjalan, maka seorang pensyi’ar harus mengolah taktik dan strategi syi’arnya dalam bentuk program-program yang terencana agar ilmu yang disyi’arkannya tersampaikan dengan utuh. Hal yang sangat berbahaya bila ilmu yang disampaikan tidak difahami dengan utuh, yaitu berupa...

Memperlihatkan Dalam Beribadah

Ibadah sudah seharusnya diperlihatkan, dipertontonkan, dan dipertunjukkan. Sehingga dapat dipastikan bahwa kita sedang ibadah.Dengan ditunjukkannya ibadah kita, maka akan menaikkan kualitas dari nilai ibadah tersebut. Sudah saatnya bagi kita semua untuk memperlihatkan dan menunjukkan pelaksanaan ibadah agar disebut orang yang taat dan bertaqwa. Dimulai dari akan beribadah, sudah harus diniatkan untuk memperlihatkannya. Pada saat melakukannya, berusahalah apa yang kita lakukan dilihat. Lakukan secermat-cermatnya hingga semua proses ibadah itu diperhatikan. Setelah selesai, nyatakan sekuat-kuatnya bahwa kita selesai beribadah. Perlihatkan ibadah kita....... ....... Perlihatkanlah kepada ALLAH SWT. Hanya kepada ALLAH. Berusahalah untuk menunjukkan, memperlihatkan, mempertontonkan ibadah kita kepada ALLAH. Tunjukkan yang terbaik yang bisa kita lakukan pada saat beribadah. Tunjukkan bahwa tidak ada aktifitas lain yang kita lakukan, tidak ada tujuan yang kita maksudkan, tiada keinginan lain ...

HADITS 36 – JANGAN MEMPERSULIT URUSAN ORANG LAIN

Hadits Arba'in An Nawawi Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan di...