Langsung ke konten utama

Musnad Syafi'i : Tayamum

 

Malik telah menceritakan kepada kami, dari Abdur Rahman ibnul Qasim, dari ayahnya, dari Siti Aisyah yang menceritakan:

Kami pernah bersama Nabi Saw, dalam suatu perjalanan, maka terputuslah sebuah kalung milikku, lalu Nabi Saw. berhenti untuk mencarinya, sedangkan mereka tidak mempunyai (persediaan) air yang cukup, maka turunlah ayat tayamum.



-----

Orang yang terpercaya telah menceritakan kepada kami, dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Ubaidillah ibnu Abdullah, dari ayahnya, dari Ammar ibnu Yasir yang menceritakan:

Kami pernah bersama Nabi Saw. dalam suatu perjalanan, maka turunlah ayat tayamum, lalu kami bertayamum bersama-sama dengan Nabi Saw. sampai di Manakib.

 -----

Ibrahim ibnu Muhammad telah menceritakan kepada kami, dari Abbad ibnu Manshur, dari Abu Raja Al-Atharidi, dari Imran ibnul Hushain:

Bahwa Nabi Saw. memerintahkan seorang lelaki yang mempunyai jinabah untuk bertayamum, kemudian salat. Apabila ia menemukan air, maka harus mandi, yakni dengan memakai air itu. Ia menyebutkan hadis Abu Dzar yang mengatakan, "Apabila kamu menjumpai air, maka siramkanlah ke kulitmu (yakni mandilah)."

 -----

Ibrahim ibnu Muhammad telah menceritakan kepada kami, dari Abul Huwairits Abdur Rahman ibnu Mu'awiyah, dari Al-A'raj, dari Ibnush Shammah:

Bahwa Rasulullah Saw. melakukan tayamum, untuk itu beliau mengusap wajah dan kedua hastanya.

 -----

Ibrahim ibnu Muhammad telah menceritakan kepada kami, dari Abul Huwairits Abdur Rahman ibnu Mu'awiyah, dari Al-A'raj, dari Ibnush Shammah yang menceritakan:

Aku bersua dengan Nabi Saw. ketika beliau sedang buang air kecil. Setelah itu beliau mengusap tembok dan bertayamum dengan mengusap wajah dan kedua tangan (hasta)nya.

----- 

Ibrahim ibnu Muhammad telah menceritakan kepada kami, dari Abul Huwairits, dari Al-A'raj, dari Ibnush Shammah yang menceritakan:

Aku pernah bersua dengan Nabi Saw, yang pada itu sedang buang air kecil. Maka aku bersalam kepada nya, tetapi beliau tidak menjawab salamku. Lalu beliau berdiri di dekat tembok, maka tembok itu dikeriknya dengan tongkat yang ada padanya, kemudian meletakkan tangannya pada tembok dan mengusap wajah serta ke dua hastanya, lalu baru menjawab salamku.



-----

Al-Ashamm mengatakan, kedua hadis ini bukan termasuk dalam pembahasan wudu, tetapi sengaja diketengahkannya di dalam pembahasan wudu, karena erat kaitannya dengan masalah wudu dan paling tepat.

-----

Imam Syafii mengatakan, bahwa Abul Huwairits telah meriwayatkan dari Al-A'raj, dari Ibnush Shammah:

Bahwa Rasulullah Saw. pernah buang air kecil lalu bertayamum.

-----

Kami mengetengahkan hadis ini selengkapnya berdasarkan alasan tersebut, yakni adanya kesamaan illat antara wudu dan tayammum.

-----

Ibrahim ibnu Muhammad telah menceritakan kepada kami: ia berkata bahwa Abu Bakar ibnu Umar ibnu Abdur Rah man ibnu Abdullah ibnu Umar ibnul Khaththab telah men ceritakan kepadaku, dari Nafi', dari Ibnu Umar:

Bahwa ada seorang lelaki bersua dengan Nabi Saw. ke tika beliau sedang buang air kecil. Lelaki itu bersalam kepadanya, lalu beliau menjawab salam (nya). Ketika lelaki itu berlalu, Nabi Saw. memanggilnya dan bersabda (kepadanya), “Sesungguhnya hal yang mendorongku untuk menjawab salammu hanyalah karena khawatir bila engkau pergi, lalu engkau mengatakan, 'Aku telah mengucapkan salam kepada Rasulullah Saw., tetapi ia tidak mau menjawab salamku.' Untuk itu, apabila engkau melihatku dalam keadaan seperti ini, janganlah engkau mengucapkan salam kepadaku, sesungguhnya jika engkau melakukan hal itu, niscaya aku tidak akan menjawab salammu."

-----

Ibrahim telah menceritakan kepada kami, dari Yahya ibnu Sa'id, dari Sulaiman ibnu Yasar:

Bahwa Nabi Saw. pergi ke sumur Jamal untuk menunaikan hajatnya, kemudian kembali dan ada seorang lelaki mengucapkan salam kepadanya, tetapi beliau tidak menjawabnya, melainkan mengusapkan tangannya ke tembok (untuk melakukan tayamum), setelah itu baru beliau menjawab salamnya.

Penjelasan:

Bi'r Jamal atau sumur Jamal terletak di Madinatul Munawwarah

-----

Ibnu Uyaynah telah menceritakan kepada kami, dari u Ajlan, dari Nafi', dari Ibnu Umar:

Bahwa ia pernah bertayamum di tempat penambatan ternak dan salat Asar, kemudian masuk ke Madinah sedangkan matahari masih tinggi, tetapi ia tidak mengulangi salatnya.

-----

Ibnu Uyaynah telah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ajlan, dari Ibnu Umar:

Bahwa ia pernah tiba dari Al-Jurf. Ketika sampai di Marbad, ia bertayamum, untuk itu ia mengusap wajah dan kedua tangannya, lalu salat Asar, kemudian masuk ke dalam kota Madinah, sedangkan matahari masih tinggi, tetapi ia tidak mengulangi salatnya. Imam Syafii mengatakan, Al-Jurf adalah nama sebuah tem pat di dekat kota Madinah.

Musnad Syafi'i Hal 79 - 84

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafakur Liar Seorang Pensyi'ar

Setiap orang mempunyai tujuan terhadap apa yang dilakukannya. Ia selalu berharap apa yang dilakukannya dapat menuai hasil. Begitupun sebagai seorang manusia yang percaya kepada fana-nya kehidupan dunia, maka ia akan berbuat untuk mendapatkan hasil untuk kekalnya hidup di akhirat. Termasuk di dalamnya kehidupan seorang pensyi’ar ilmu Allah. Ia berharap ilmu yang disyi’arkannya menjadi pendulang amal ibadah baginya sebagai bekal kehidupan akhirat. Hal itu akan terwujud selama orang-orang yang telah menerima syi’ar ilmu itu, memahami dan melaksanakan apa-apa yang telah disampaikan dalam ilmu itu. Untuk itu perlu ketaatan dalam pelaksanaannya dikarenakan untuk menggapai kefahaman diperlukan proses. Agar proses itu berjalan, maka seorang pensyi’ar harus mengolah taktik dan strategi syi’arnya dalam bentuk program-program yang terencana agar ilmu yang disyi’arkannya tersampaikan dengan utuh. Hal yang sangat berbahaya bila ilmu yang disampaikan tidak difahami dengan utuh, yaitu berupa...

Memperlihatkan Dalam Beribadah

Ibadah sudah seharusnya diperlihatkan, dipertontonkan, dan dipertunjukkan. Sehingga dapat dipastikan bahwa kita sedang ibadah.Dengan ditunjukkannya ibadah kita, maka akan menaikkan kualitas dari nilai ibadah tersebut. Sudah saatnya bagi kita semua untuk memperlihatkan dan menunjukkan pelaksanaan ibadah agar disebut orang yang taat dan bertaqwa. Dimulai dari akan beribadah, sudah harus diniatkan untuk memperlihatkannya. Pada saat melakukannya, berusahalah apa yang kita lakukan dilihat. Lakukan secermat-cermatnya hingga semua proses ibadah itu diperhatikan. Setelah selesai, nyatakan sekuat-kuatnya bahwa kita selesai beribadah. Perlihatkan ibadah kita....... ....... Perlihatkanlah kepada ALLAH SWT. Hanya kepada ALLAH. Berusahalah untuk menunjukkan, memperlihatkan, mempertontonkan ibadah kita kepada ALLAH. Tunjukkan yang terbaik yang bisa kita lakukan pada saat beribadah. Tunjukkan bahwa tidak ada aktifitas lain yang kita lakukan, tidak ada tujuan yang kita maksudkan, tiada keinginan lain ...

HADITS 36 – JANGAN MEMPERSULIT URUSAN ORANG LAIN

Hadits Arba'in An Nawawi Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan di...