Langsung ke konten utama

Tafakur Fi Kholqillah (3 Alat)

Bayangkan bila manusia lahir dalam keadaan tuli dan buta, ditambah ketiadaan sensor rasa. Yang terjadi selanjutnya adalah orang tersebut tidak akan pernah dapat mandiri selamanya. Sepanjang hidupnya akan selalu tergantung kepada bantuan orang lain.

Pendengaran, penglihatan, dan rasa adalah gerbang manusia untuk memahami lingkungan tempatnya berada. Dengan 3 alat itu, manusia mengetahui dan memahami alam sekitarnya. Dengan 3 alat itu, ilmu pengetahuan mengalir ke dalam diri manusia.

Tanpa adanya pendengaran, penglihatan, dan rasa, manusia tidak akan pernah mengetahui apa pun. Ia tidak akan pernah memahami keadaan sekelilingnya.


Bayi baru lahir - source : Pixabay

Dengan pendengarannya, ia akan dapat membedakan suara-suara. Yang mana suara manusia, yang mana suara hewan, atau suara benda-benda. Ia juga dapat membedakan suara seseorang dengan orang lainnya, suara hewan yang satu dengan hewan yang lainnya, suara benda-benda yang berbeda jenisnya.

Dengan pendengarannya juga, ia dapat mengetahui nama-nama dari orang yang berbicara, mengenal aksen bicaranya. Dan apabila ia bertemu dengan orang-orang tersebut, bahkan dengan mata tertutup, ia akan dapat menyebut satu per satu nama orang yang berbicara dengannya.

Dengan pendengarannya, ia mendapat pengajaran dan pelajaran. Setiap yang didengarnya menjadi bahan informasi untuknya.

Source : Pixabay



Dengan penglihatannya, manusia dapat mengenal bentuk, warna, jumlah, panjang-pendek, jauh-dekat,

Dengan penglihatannya, ia belajar. Ia mengenal huruf dan angka. Dan dengan huruf dan angka itulah, ia dapat membentuk apa yang didengarnya dengan berupa tulisan-tulisan.

Dengan penglihatannya, ia dapat membentuk gambar, membangun sesuatu, meniru gerak, dan lainnya.

Dengan rasa, manusia mengenal panas, dingin, keras, lembut, sakit, manis, asin, asam, tajam, dan lainnya.  Dengan rasa, manusia juga bisa mengenali rasa senang, sedih, bahagia, gembira, nyaman, susah, semangat, dan lain sebagainya.

Hal-hal yang dicerap oleh 3 alat itu, semuanya disimpan dalam memori, yang kemudian difahami dalam hatinya. Selanjutnya menyampaikan kembali informasi itu ke orang lainnya.

Ia tidak akan memegang api, karena ia telah faham bahwa api itu panas dan membahayakannya. Ia akan mengambil segelas air apabila haus, karena ia telah mengerti bahwa air akan menyejukan tenggorokannya dan menghilangkan rasa hausnya.

Bersyukurlah Allah menciptakan manusia dilengkapi alat pendengaran, penglihatan, dan perasa. Saat seorang anak manusia lahir, Allah memberikan 3 alat ini sebagai bekal manusia untuk menjalani kehidupan di alam dunia ini..

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(An Nahl 16 : Ayat 78)

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (As Sajdah 32 : Ayat 9)

Dalam perkembangannya, seorang bayi akan mulai memanfaatkan alat pendengaran, penglihatan, dan perasa dalam mengenali lingkungan sekelilingnya. Ia akan mencerap setiap informasi yang ada di sekitarnya. Ia mengembangkannya dalam kefahaman yang terus berkembang seiring dengan perkembangan tubuhnya yang semakin besar. 

Semakin bertambahnya usia, semakin banyak pula informasi yang dicerap dan disimpan olehnya. Maka semakin banyak pula informasi yang diterima dan difahaminya. Penggunaan 3 alat itu terus dilakukan sepanjang manusia hidup. Begitu vitalnya peranan 3 alat itu dalam kehidupan manusia, sehingga manusia akan berada dalam kegelapan ilmu dan pengetahuan bila manusia tidak memilikinya.


Tetapi sayangnya banyak manusia lupa untuk bersyukur atas pemberian Allah ini.

.....(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (As Sajdah 32 : Ayat 9)

Sepanjang hidupnya, manusia menggunakan ketiga alat ini dalam perjalanan di dunia ini. Setiap aktifitas yang dilakukan, selalu membutuhkan ketiga alat tersebut.

Contohnya saja saat mau sholat: mendengar azan atau melihat waktu agar mengetahui waktunya sholat, mencari masjid atau tempat sholat, mencari tempat berwudhu, mendengar iqomat, mendengar bacaan imam, melihat gerakan imam.

Dalam 1 jenis aktifitas saja, sudah bermacam-macam yang dilakukan oleh 3 alat itu. Bisa dibayangkan betapa banyaknya yang dilakukan oleh 3 alat itu dalam sehari, sebulan, setahun, sepanjang hidup. Tidak terhingga jumlahnya!

Dalam perjalanannya, 3 alat itu juga nantinya akan diminta pertanggung jawaban dari manusia atas penggunaannya. Apakah penggunaan 3 alat itu sesuai peruntukan yang Allah tetapkan bagi manusia? Ataukah pemanfaatan 3 alat ini menghantarkan manusia menuju keta'atan kepada Allah? Atau malah sebaliknya? Menjadi kafir dan tidak mengakui pemberian Allah ini?


"........ Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."
(Al Israa 17 : Ayat 36)

Karena memang Allah berikan 3 alat itu dengan tujuan. Agar manusia bisa memahami perintah dan larangan yang Allah berikan. Agar manusia bisa mengetahui petunjuk dalam kitab yang Allah turunkan.

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
(Al Insaan 76 : Ayat 2-3)

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
(Al A'raaf 7 : Ayat 179)

Begitu banyak manusia lupa akan pentingnya pemberian Allah ini dan lebih banyak lagi yang lupa untuk mensyukurinya. Pendengaran, penglihatan, dan hatinya tidak dipakai untuk keta'atan kepada Allah. Dengan 3 alat itu mereka malah melakukan kerusakan dan pembangkangan kepada Allah.

Mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang penuh kezaliman. Fitnah, pembelokan ayat-ayat Allah, penindasan, keserakahan, kesombongan, pertengkaran, dan banyak lagi. Perbuatan mereka lebih buruk dari apa yang dilakukan oleh binatang. Mereka benar-benar sesat.

Pendengaran, penglihatan, dan hati mereka sudah tertutup. Mereka tuli, buta, dan tidak berperasaan.

"maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada."
(Al Hajj 22 : Ayat 46)

Apabila orang-orang zalim itu tetap menggunakan 3 alat itu untuk kerusakan, apa yang terjadi bila Allah mencabut ketiganya. Padahal Allah berkali-kali menunjukan bagaimana hebatnya kuasa Allah terhadap alam semesta, termasuk alam dunia ini. Allah telah buktikan bagaimana kesudahannya kaum Nuh, kaum Luth, Fir'aun, Namrudz, dan orang-orang yang membangkang untuk ta'at kepada Allah

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah, bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).
(Al An 'aam 6 : Ayat 46)

Semua hal yang dilakukan manusia zalim akan menjadi sia-sia dalam kefanaan alam dunia ini. Terlebih bila ia tidak mau menyadari juga bahwa Allah menyuruhnya untuk ta'at kepada-Nya. Allah akan kunci mati ketiga alat itu dari menunjuki orang itu kepada petunjuk Allah. Allah tutup pendengaran, penglihatan, dan hatinya. Orang itu akan sesat selama-lamanya, dan akhirannya mereka mendapat siksa dari Allah. Na'udzubillahi min dzalik!

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
(Al Jatsiyyah 45 : Ayat 23)

"Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat."
(Al Baqarah 2 : Ayat 7)

Wallahu a'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Nabi Ibrahim

Menurut keterangan Al Baghawy bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membaca doa ini saat membangun kembali Ka'bah -----

TAFAKUR FI KHOLQILLAH

By : Eman “Bertafakurlah tentang ciptaan ALLAH, jangan bertafakur tentang Dzat ALLAH.” Pernyataan diatas merupakan rambu-rambu bagi siapa saja yang ingin melangkah pada tahap bertafakur. Bertafakur merupakan salah satu proses bagi seorang manusia untuk mencapai tingkat muqorobah. Tiada seorang pun yang dapat mencapai pentafakuran atas Dzat ALLAH. Itu sudah harga mati, tidak dapat diganggu gugat. Yang bisa dilakukan oleh orang tersebut adalah bertafakur atas ciptaan ALLAH yang terhampar di depan matanya, bahkan pada dirinya sendiri. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur-an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.” (AQ - 41:53) ALLAH telah memperlihatkan pada manusia hamparan kekuasaan-NYA, yang dengannya manusia dapat memahami bahwa ALLAH MAHA KUASA dan manusia amatlah lemah, tak berdaya, dan tiada ku

Pengalaman Mengobati Hipertiroid

(Pengalaman seorang ibu penderita hipertiroid)     Saya adalah seorang penderita sakit hipertiroid. Tanda-tanda seseorang menderita hipertiroid memang berbeda-beda, sedangkan yang pernah dialami oleh saya diantaranya: mata membesar, tangan tremor (bergetar), terasa ada benjolan di tenggorokan bila sedang menelan air ludah. Ada benjolan yang cukup besar di ketiak. Menurut beberapa informasi bahwa seseorang penderita hipertiroid tidak disarankan untuk hamil, karena hipertiroidnya akan lebih terpacu menjadi semakin parah. Dan inilah yang terjadi pada diri saya, sementara saya baru mengetahui bahwa saya mengidap hipertiroid ini pada saat usia kandungan 7 bulan. Ditambah lagi terjadi exclamsia saat kandungan berusia 8 bulan. Bersyukurnya saya dapat melahirkan secara normal, yang sebelumnya diperkirakan oleh dokter harus cesar. Setelah melahirkan, saya masih harus menjalani perawatan intensif disertai harus menelan berbagai macam obat, yang salah satunya adalah PTU. Obat PTU ini adalah