Langsung ke konten utama

Masih Ngomong Gimana Nanti Aja?

Kehidupan manusia hanya terdiri dari tiga detik saja. Tadi, sekarang, nanti. Dalam waktu 1 detik saja, "saat sekarang" segera menjadi "tadi". "Saat nanti" menjadi "sekarang".

Begitu cepatnya waktu berlalu. Bagi yang saat ini dalam usia tua, masih terbayang di benak kehidupan saat masih jadi seorang muda. Yang saat ini berusia remaja, serasa baru kemarin masih bermain-main sebagai balita.

Saking cepatnya, tiada seorangpun dengan sadar merasakan perjalanan waktu. Masa depan yang dianggap masih lama, seakan tiba-tiba kita sudah berada didalamnya. Masa tua yang dulu dianggap gurauan, ternyata sekarang sedang mengalaminya.

Karena banyak orang yang tidak menyadari berjalannya waktu, maka banyak orang yang menyepelekan pentingnya memanfaatkan waktu. Sehingga banyak yang menunda-nunda sebuah pekerjaan yang seharusnya dilakukan sesegera mungkin. Contohnya : bertobat.

Berbuat dosa adalah sebuah keniscayaan bagi manusia biasa. Bertobat adalah cara untuk membersihkannya. Pelaksanaanya adalah dengan memohon ampun atas segala perbuatan dosa yang telah dilakukannya, bertekad kuat untuk tidak mendekati perbuatan dosa lagi, dan melaksanakan segala ketaatan kepada Allah.

Keniscayaan berbuat dosa inilah yang sepatutnya membuat manusia harus menyegerakan bertobat. Begitu banyak pintu untuk berbuat dosa dalam diri manusia. Mata, telinga, mulut, tangan, kaki, hati, alat kelamin, dll. Pintu-pintu itulah yang akan membuat manusia menumpuk dosa.

Sayangnya begitu banyak manusia tidak merasa telah melakukan perbuatan dosa. Terkadang sebagian manusia mencari alasan untuk pembenaran dalam melakukan perbuatan dosa. Seperti, "darurat", "kepepet", "demi sesuap nasi", "mau bagaimana lagi" dlsb. Seiring berjalannya waktu, maka menggununglah dosa yang telah dilakukan.

Begitu diingatkan agar segera bertobat, sebagian orang menjawabnya "nanti", "kalau sudah pensiun", "tunggu", "belum saatnya" dan lain jawaban yang intinya menunda.

Allah berfirman:
"........... Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal."
(QS. Luqman 31: Ayat 34)

Kita tidak pernah mengetahui apa yang terjadi kepada kita sedetik kedepan, apa yang kita lakukan, bagaimana terjadinya, mengapa sebabnya. Kita hanya bisa berencana, bercita-cita, dan berusaha, tetapi kita tidak bisa menentukan bagaimana hasil akhirnya.

Kita mungkin berencana akan melakukan sesuatu besok, tetapi belum tentu apa yang direncanakan itu terlaksana, atau belum tentu sesuai tepat dengan apa yang kita rencanakan.

Sudah sepatutnya bagi kita untuk melakukan apa yang dapat dan seharusnya dilakukan saat ini juga. Jangan membiasakan diri menunda-nunda pekerjaan yang bisa dilakukan sekarang ini. Terlebih lagi jangan menunda-nunda untuk taat kepada Allah. Lakukan saat ini juga. Lakukan apa yang dapat kita lakukan.

Apa yang kita lakukan saat ini, akan mempengaruhi apa yang terjadi saat nanti. Apabila kita melakukan kebaikan, maka kita akan menuai kebaikan pula nantinya. Kita harus berusaha secara maksimal untuk melakukan yang kebaikan, karena kita tidak mengetahui entah kapan kita terjerumus dalam perbuatan yang buruk. Kita harus benar-benar memperhatikan agar apa yang kita perbuat selalu dalam kebaikan.

Allah berfirman
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18)

Apabila terjadi kita berbuat keburukan, maka segeralah menyadarinya, dan segera mohon ampun kepada Allah. Sangatlah fatal akibatnya bila kita tidak segera menyadari telah melakukan perbuatan buruk. Lama kelamaan kita akan terbiasa dengan perbuatan buruk itu, dan menganggap perbuatan itu tidak lagi buruk. Yang lebih fatal lagi apabila kita sudah lupa bagaimana kembali untuk berbuat kebaikan.

Allah berfirman:
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik."
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 19)

Untuk itu, tidaklah elok menunda berbuat kebaikan. Kita tidak tahu batas umur kita di dunia. Kita tidak tahu bagaimana akhiran kita, dalam kondisi apa, disebabkan oleh apa. Kematian datangnya tidak pernah dapat disangka atau diduga. Tidak dapat diundur, bahkan sedetik.

Allah berfirman:
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Al Munaafiquun 63 : Ayat 10)

Maka lakukanlah kebaikan saat ini juga, tanpa lagi menunda-nunda. Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa kita semakin tua. Mumpung masih diberi umur, masih bisa bertobat, masih ada kesempatan berbuat kebaikan. Jangan menunggu saat yang paling disesalkan oleh manusia. Jangan menunggu sampai saat dimana tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat. Saat tidak ada gunanya penyesalan.

Allah berfirman:
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
(Al Munaafiquun 63 : Ayat 10)

"Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin. "
(QS. As-Sajdah 32: Ayat 12)

"Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang lalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul. (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?,"
(Ibrahiim 14 : Ayat 44)

Semoga Allah tetap melimpahkan hidayah kepada kita, melindungi kita dari segala godaan syaitan yang terkutuk, selalu memberikan kita kesempatan untuk bertobat dan melakukan perbuatan kebaikan, dan memberikan nikmat husnul khatimah pada akhiran kita. Aamiin.

Wallahu a'lam



SELAMAT MENYAMBUT TAHUN BARU 1442 HIJRIYYAH




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Nabi Ibrahim

Menurut keterangan Al Baghawy bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membaca doa ini saat membangun kembali Ka'bah -----

TAFAKUR FI KHOLQILLAH

By : Eman “Bertafakurlah tentang ciptaan ALLAH, jangan bertafakur tentang Dzat ALLAH.” Pernyataan diatas merupakan rambu-rambu bagi siapa saja yang ingin melangkah pada tahap bertafakur. Bertafakur merupakan salah satu proses bagi seorang manusia untuk mencapai tingkat muqorobah. Tiada seorang pun yang dapat mencapai pentafakuran atas Dzat ALLAH. Itu sudah harga mati, tidak dapat diganggu gugat. Yang bisa dilakukan oleh orang tersebut adalah bertafakur atas ciptaan ALLAH yang terhampar di depan matanya, bahkan pada dirinya sendiri. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur-an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.” (AQ - 41:53) ALLAH telah memperlihatkan pada manusia hamparan kekuasaan-NYA, yang dengannya manusia dapat memahami bahwa ALLAH MAHA KUASA dan manusia amatlah lemah, tak berdaya, dan tiada ku

Pengalaman Mengobati Hipertiroid

(Pengalaman seorang ibu penderita hipertiroid)     Saya adalah seorang penderita sakit hipertiroid. Tanda-tanda seseorang menderita hipertiroid memang berbeda-beda, sedangkan yang pernah dialami oleh saya diantaranya: mata membesar, tangan tremor (bergetar), terasa ada benjolan di tenggorokan bila sedang menelan air ludah. Ada benjolan yang cukup besar di ketiak. Menurut beberapa informasi bahwa seseorang penderita hipertiroid tidak disarankan untuk hamil, karena hipertiroidnya akan lebih terpacu menjadi semakin parah. Dan inilah yang terjadi pada diri saya, sementara saya baru mengetahui bahwa saya mengidap hipertiroid ini pada saat usia kandungan 7 bulan. Ditambah lagi terjadi exclamsia saat kandungan berusia 8 bulan. Bersyukurnya saya dapat melahirkan secara normal, yang sebelumnya diperkirakan oleh dokter harus cesar. Setelah melahirkan, saya masih harus menjalani perawatan intensif disertai harus menelan berbagai macam obat, yang salah satunya adalah PTU. Obat PTU ini adalah