Langsung ke konten utama

Penyesalan Yang (Selalu) Terlambat

Saat seseorang memulai untuk merokok, ada rasa tidak nyaman yang terjadi. Rasa tidak nyaman itu berulang hingga beberapa kali. Entah karena gaya, eksistensi dalam pergaulan, atau hal lainnya yang membuat ia bertahan dalam kondisi tidak nyaman tersebut.

Setelah beberapa lama melakukannya, ia menjadi terbiasa. Mula-mula 1 batang rokok, lalu sebungkus rokok, selanjutnya bisa 2-3 bungkus rokok sehari. Hal itu dikarenakan ia sudah merasa nyaman saat menghisap rokok. Bahkan seakan ada yang kurang bila ia tidak merokok. Hal itu sudah menjadi candu baginya. Tiada hari tanpa merokok.

Image : Pixabay


Awalnya satu hisapan saja dia terbatuk-batuk dan merasa tenggorokannya terbakar, kemudian dia menjadi pecandu berat rokok. Sudah berkali-kali orang tuanya, keluarganya, istrinya, anak-anaknya, karib kerabatnya, teman dan sahabatnya mengingatkan dia untuk berhenti merokok, tetapi semuanya tidak dianggapnya.

Kebiasan merokoknya semakin menjadi-jadi, yang secara pelan-pelan menggerogoti kesehatannya. Ia mulai batuk-batuk, batuk darah, dan akhirnya divonis oleh medis mengidap kanker paru-paru yang juga merusak sistem pernafasannya, dan dinyatakan kesempatan hidupnya tinggal sebentar lagi.

Image : Pixabay


Terkejut ia, dan segera ia tersadar akan apa yang dilakukan selama ini dengan rokok-rokok itu. Tetapi semua sudah terlambat. Vonis medis telah jatuh.

Tidak sedikit orang yang memperingatkannya, berulangkali disampaikan kepadanya akan bahayanya merokok. Selama ini ia meremehkan semua itu. Disepelekannya peringatan-peringatan itu. Sehingga akhirnya ia lengah, dan jatuh dalam jurang kesengsaraan.

Hal yang sama terjadi pada orang yang berbuat keburukan. Saat pertama kali ia akan merasa bersalah melakukan keburukan itu. Tetapi lama kelamaan ia menjadi terbiasa, dan sudah tidak ada lagi rasa bersalah yang menghantui dirinya.



Walaupun sudah ada peringatan dari berbagai arah agar ia kembali kepada kebaikan, ia sama sekali tidak menghiraukannya. Ia terus mengingkari semua nasihat dan petuah dari orang-orang di sekelilingnya. Semakin lama ia semakin larut dalam perbuatan buruknya, yang membuat ia lupa kepada hakikatnya ia sebagai manusia ciptaan Allah.

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. (Al A'raaf 7 : Ayat 182)

Ia lupa akan dirinya sendiri. Nafsu akan kenikmatan duniawi telah menyelimuti hati dan akal fikirannya. Tidak lagi ia peduli akan adanya hari pembalasan. Disangkanya hidup di alam dunia ini akan abadi. Diingkarinya adanya hari akhir, diingkarinya ayat-ayat Allah, diingkarinya bahwa Allah yang Maha Melihat selalu mengawasinya.

Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan, (Ath Thuur 52 : Ayat 11-12)

Sedikit demi sedikit ia menyeret dirinya dalam jurang kenistaan. Pada akhirnya, saat maut menjemputnya, barulah ia tersadar akan perbuatannya. Terlihat jelas olehnya perbuatan-perbuatan buruk yang telah dilakukannya. Terbayang semua kenistaan dalam perbuatannya. Terpampang semua di pelupuk matanya.

Dan datanglah sakaratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (Qaaf 50 : Ayat 19)

Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. (Qaaf 50 : Ayat 22)

Ia takut dan menyesal. Tetapi malaikat maut telah datang menjemputnya. Tidak ada yang dapat dilakukannya lagi, kecuali rasa penyesalan yang tiada gunanya lagi. Tidak lagi ia mempunyai kesempatan untuk bertaubat. Kesempatan yang sebelumnya ia sia-siakan saat masih terbuka.

Wallahu a'lam


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafakur Liar Seorang Pensyi'ar

Setiap orang mempunyai tujuan terhadap apa yang dilakukannya. Ia selalu berharap apa yang dilakukannya dapat menuai hasil. Begitupun sebagai seorang manusia yang percaya kepada fana-nya kehidupan dunia, maka ia akan berbuat untuk mendapatkan hasil untuk kekalnya hidup di akhirat. Termasuk di dalamnya kehidupan seorang pensyi’ar ilmu Allah. Ia berharap ilmu yang disyi’arkannya menjadi pendulang amal ibadah baginya sebagai bekal kehidupan akhirat. Hal itu akan terwujud selama orang-orang yang telah menerima syi’ar ilmu itu, memahami dan melaksanakan apa-apa yang telah disampaikan dalam ilmu itu. Untuk itu perlu ketaatan dalam pelaksanaannya dikarenakan untuk menggapai kefahaman diperlukan proses. Agar proses itu berjalan, maka seorang pensyi’ar harus mengolah taktik dan strategi syi’arnya dalam bentuk program-program yang terencana agar ilmu yang disyi’arkannya tersampaikan dengan utuh. Hal yang sangat berbahaya bila ilmu yang disampaikan tidak difahami dengan utuh, yaitu berupa...

Memperlihatkan Dalam Beribadah

Ibadah sudah seharusnya diperlihatkan, dipertontonkan, dan dipertunjukkan. Sehingga dapat dipastikan bahwa kita sedang ibadah.Dengan ditunjukkannya ibadah kita, maka akan menaikkan kualitas dari nilai ibadah tersebut. Sudah saatnya bagi kita semua untuk memperlihatkan dan menunjukkan pelaksanaan ibadah agar disebut orang yang taat dan bertaqwa. Dimulai dari akan beribadah, sudah harus diniatkan untuk memperlihatkannya. Pada saat melakukannya, berusahalah apa yang kita lakukan dilihat. Lakukan secermat-cermatnya hingga semua proses ibadah itu diperhatikan. Setelah selesai, nyatakan sekuat-kuatnya bahwa kita selesai beribadah. Perlihatkan ibadah kita....... ....... Perlihatkanlah kepada ALLAH SWT. Hanya kepada ALLAH. Berusahalah untuk menunjukkan, memperlihatkan, mempertontonkan ibadah kita kepada ALLAH. Tunjukkan yang terbaik yang bisa kita lakukan pada saat beribadah. Tunjukkan bahwa tidak ada aktifitas lain yang kita lakukan, tidak ada tujuan yang kita maksudkan, tiada keinginan lain ...

HADITS 36 – JANGAN MEMPERSULIT URUSAN ORANG LAIN

Hadits Arba'in An Nawawi Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan di...