Langsung ke konten utama

Kisah Masa Kecil Musa Hingga Mendapatkan Wahyu

Masa kecil Musa

"Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang Rasul."

(QS. Al-Qasas 28: Ayat 7)

"Maka dia dipungut oleh keluarga Fir'aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang bersalah."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 8)

"Dan istri Fir'aun berkata, (Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak, sedang mereka tidak menyadari."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 9)

"Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah)."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 10)

"Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, Ikutilah dia (Musa). Maka kelihatan olehnya (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya,"
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 11)

"dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?"
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 12)

"Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 13)

"Dan setelah dia (Musa) dewasa dan sempurna akalnya, Kami anugerahkan kepadanya Hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 14)


Musa Melerai Perkelahian



"Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka dia mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki sedang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum Fir'aun). Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk (mengalahkan) orang yang dari pihak musuhnya, lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Dia (Musa) berkata, Ini adalah perbuatan setan. Sungguh, dia (setan itu) adalah musuh yang jelas menyesatkan."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 15)

"Dia (Musa) berdoa, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 16)

"Dia (Musa) berkata, Ya Tuhanku! Demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, maka aku tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 17)

"Karena itu, dia (Musa) menjadi ketakutan berada di kota itu sambil menunggu (akibat perbuatannya), tiba-tiba orang yang kemarin meminta pertolongan berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya, Engkau sungguh, orang yang nyata-nyata sesat."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 18)

"Maka ketika dia (Musa) hendak memukul dengan keras orang yang menjadi musuh mereka berdua, dia (musuhnya) berkata, Wahai Musa! Apakah engkau bermaksud membunuhku, sebagaimana kemarin engkau membunuh seseorang? Engkau hanya bermaksud menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan engkau tidak bermaksud menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 19)

"Dan seorang laki-laki datang bergegas dari ujung kota seraya berkata, Wahai Musa! Sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentang engkau untuk membunuhmu, maka keluarlah (dari kota ini), sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 20)

"Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 21)

Musa di negeri Madyan

"Dan ketika dia menuju ke arah negeri Madyan dia berdoa lagi, Mudah-mudahan Tuhanku memimpin aku ke jalan yang benar."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 22)

"Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang memberi minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan sedang menghambat (ternaknya). Dia (Musa) berkata, Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)? Kedua (perempuan) itu menjawab, Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 23)

"Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 24)

"Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, dia berkata, Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikanmu memberi minum ternak) kami. Ketika (Musa) mendatangi ayah wanita itu dan dia  menceritakan kepadanya kisah (mengenai dirinya), dia berkata, Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 25)

"Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 26)

"Dia (Syeikh Madyan) berkata, Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 27)

"Dia (Musa) berkata, Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu yang aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan (tambahan) atas diriku (lagi). Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 28)


Musa menerima wahyu

"Maka ketika Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan itu dan dia berangkat dengan keluarganya, dia melihat api di lereng gunung. Dia berkata kepada keluarganya, Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sepercik api, agar kamu dapat menghangatkan badan."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 29)

"Ketika dia (Musa) melihat api, lalu dia berkata kepada keluarganya, Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 10)

"Maka ketika dia mendatanginya (ke tempat api itu) dia dipanggil. Wahai Musa!"
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 11)

"Maka ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api itu, dia diseru dari (arah) pinggir sebelah kanan lembah, dari sebatang pohon, di sebidang tanah yang diberkahi, Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan seluruh alam!"
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 30)

"Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Tuwa."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 12)

"Dan Aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu)."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 13)

"Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah sholat untuk mengingat Aku."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 14)

"Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 15)

"Maka janganlah engkau dipalingkan dari (Kiamat itu) oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti keinginannya, yang menyebabkan engkau binasa."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 16)

"Dan apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa?"
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 17)

"Dia (Musa) berkata, Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 18)

"Dia (Allah) berfirman, Lemparkanlah dia, wahai Musa!"
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 19)

"Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 20)

"Dan lemparkanlah tongkatmu. Maka ketika dia (Musa) melihatnya bergerak-gerak seakan-akan seekor ular yang (gesit), dia lari berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Allah berfirman), Wahai Musa! Kemarilah dan jangan takut. Sesungguhnya engkau termasuk orang yang aman."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 31)

"Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, dia akan keluar putih (bercahaya) tanpa cacat, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu apabila ketakutan. Itulah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan engkau pertunjukkan) kepada Fir'aun dan para pembesarnya. Sungguh, mereka adalah orang-orang fasik."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 32)

"Dia (Musa) berkata, Ya Tuhanku, sungguh aku telah membunuh seorang dari golongan mereka, sehingga aku takut mereka akan membunuhku."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 33)

"Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sungguh, aku takut mereka akan mendustakanku."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 34)

"Dia (Allah) berfirman, Kami akan menguatkan engkau (membantumu) dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak akan dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamu yang akan menang."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 35)

"Pergilah kepada Fir'aun; dia benar-benar telah melampaui batas."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 24)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafakur Liar Seorang Pensyi'ar

Setiap orang mempunyai tujuan terhadap apa yang dilakukannya. Ia selalu berharap apa yang dilakukannya dapat menuai hasil. Begitupun sebagai seorang manusia yang percaya kepada fana-nya kehidupan dunia, maka ia akan berbuat untuk mendapatkan hasil untuk kekalnya hidup di akhirat. Termasuk di dalamnya kehidupan seorang pensyi’ar ilmu Allah. Ia berharap ilmu yang disyi’arkannya menjadi pendulang amal ibadah baginya sebagai bekal kehidupan akhirat. Hal itu akan terwujud selama orang-orang yang telah menerima syi’ar ilmu itu, memahami dan melaksanakan apa-apa yang telah disampaikan dalam ilmu itu. Untuk itu perlu ketaatan dalam pelaksanaannya dikarenakan untuk menggapai kefahaman diperlukan proses. Agar proses itu berjalan, maka seorang pensyi’ar harus mengolah taktik dan strategi syi’arnya dalam bentuk program-program yang terencana agar ilmu yang disyi’arkannya tersampaikan dengan utuh. Hal yang sangat berbahaya bila ilmu yang disampaikan tidak difahami dengan utuh, yaitu berupa...

Memperlihatkan Dalam Beribadah

Ibadah sudah seharusnya diperlihatkan, dipertontonkan, dan dipertunjukkan. Sehingga dapat dipastikan bahwa kita sedang ibadah.Dengan ditunjukkannya ibadah kita, maka akan menaikkan kualitas dari nilai ibadah tersebut. Sudah saatnya bagi kita semua untuk memperlihatkan dan menunjukkan pelaksanaan ibadah agar disebut orang yang taat dan bertaqwa. Dimulai dari akan beribadah, sudah harus diniatkan untuk memperlihatkannya. Pada saat melakukannya, berusahalah apa yang kita lakukan dilihat. Lakukan secermat-cermatnya hingga semua proses ibadah itu diperhatikan. Setelah selesai, nyatakan sekuat-kuatnya bahwa kita selesai beribadah. Perlihatkan ibadah kita....... ....... Perlihatkanlah kepada ALLAH SWT. Hanya kepada ALLAH. Berusahalah untuk menunjukkan, memperlihatkan, mempertontonkan ibadah kita kepada ALLAH. Tunjukkan yang terbaik yang bisa kita lakukan pada saat beribadah. Tunjukkan bahwa tidak ada aktifitas lain yang kita lakukan, tidak ada tujuan yang kita maksudkan, tiada keinginan lain ...

HADITS 36 – JANGAN MEMPERSULIT URUSAN ORANG LAIN

Hadits Arba'in An Nawawi Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan di...