Langsung ke konten utama

Punuk (Guru)

Dalam banyak majlis atau organisasi, jumlah murid, jamaah atau pengikut merupakan tolok ukur dari keberhasilan atau kebesarannya. Seringkali jumlah menjadi kebanggaan dan kesombongan. Hal ini juga bagi banyak orang menjadi dasar bagus tidaknya majlis itu. Dalam "kata singkat" : kuantitas menentukan kualitas, jumlah adalah jaminan mutu.

Murid adalah seseorang yang diakui oleh seorang guru untuk mempelajari ilmu yang diajarkannya. Murid wajib mengikuti petunjuk-petunjuk gurunya dalam melakukan olah ilmu yang diberikan agar tidak menyalahi jalan yang sudah ada. Murid adalah bentukan gurunya, maka bagaimanapun bentuk laku dari murid merupakan cerminan apa yang diajarkan oleh gurunya. Walaupun tidak terlepas dari adanya pengaruh lainnya, dominasi ajaran gurunya tetap yang menjadi anutan bagi seorang murid. Diperlukan usaha yang ekstra keras bagi seorang guru agar muridnya tidak menyimpang arah.

Dalam tingkatan inilah yang harus diperhatikan oleh seorang guru. Baik buruknya laku murid merupakan cerminan baik buruknya ajaran gurunya adalah pandangan stereotype yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga sepantasnyalah seorang guru memperhatikan hasil ajaran yang diberikan kepada muridnya. Murid juga merupakan amanah yang ALLAH limpahkan kepada seorang guru agar diberikan pengajaran, terutama sekali mengenai akhlaq, agar kelak apapun ilmu yang dikuasai oleh sang murid dipagari oleh akhlaqul karimah, sehingga tidak terjadi penyelewengan dalam pemahaman dan pelaksanaan dari ilmu yang telah diterimanya.

Pada tingkatan yang lebih tinggi, murid adalah ladang bagi gurunya dalam mengumpulkan amalan yang akan dibawa menuju kehidupan akhirat kelak. Apa pun langkah laku dan i'tiqod seorang murid disebabkan oleh ajaran gurunya akan dibawa kepada Hakim Yang Maha Adil, dimana gurunya itu harus mempertanggung jawabkan atas apa yang telah diajarkannya. Bila baik, hal itu akan membawa kepada kebahagiaan nyata yang abadi. Bila buruk, ini akan menjadi beban yang harus dipikul sepanjang kehidupan tiada berbatas di akhirat.

“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian akan diminta pertanggung jawabnya tentang apa yang kamu pimpin.”
(H.R. Bukhari)

“Sesungguhnya Allah akan menanyai setiap pemimpin tentang apa-apa yang ia pimpin; apakah ia memeliharanya ataukah menyia-nyiakannya.”
(H.R. Ibnu Hibban)


Kalau melihat begitu besar tanggung jawab dan resiko yang harus dihadapi kelak, maka apa gunanya kebanggaan dan kesombongan itu? 

Wallahu a'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Nabi Ibrahim

Menurut keterangan Al Baghawy bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membaca doa ini saat membangun kembali Ka'bah -----

TAFAKUR FI KHOLQILLAH

By : Eman “Bertafakurlah tentang ciptaan ALLAH, jangan bertafakur tentang Dzat ALLAH.” Pernyataan diatas merupakan rambu-rambu bagi siapa saja yang ingin melangkah pada tahap bertafakur. Bertafakur merupakan salah satu proses bagi seorang manusia untuk mencapai tingkat muqorobah. Tiada seorang pun yang dapat mencapai pentafakuran atas Dzat ALLAH. Itu sudah harga mati, tidak dapat diganggu gugat. Yang bisa dilakukan oleh orang tersebut adalah bertafakur atas ciptaan ALLAH yang terhampar di depan matanya, bahkan pada dirinya sendiri. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur-an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.” (AQ - 41:53) ALLAH telah memperlihatkan pada manusia hamparan kekuasaan-NYA, yang dengannya manusia dapat memahami bahwa ALLAH MAHA KUASA dan manusia amatlah lemah, tak berdaya, dan tiada ku

Pengalaman Mengobati Hipertiroid

(Pengalaman seorang ibu penderita hipertiroid)     Saya adalah seorang penderita sakit hipertiroid. Tanda-tanda seseorang menderita hipertiroid memang berbeda-beda, sedangkan yang pernah dialami oleh saya diantaranya: mata membesar, tangan tremor (bergetar), terasa ada benjolan di tenggorokan bila sedang menelan air ludah. Ada benjolan yang cukup besar di ketiak. Menurut beberapa informasi bahwa seseorang penderita hipertiroid tidak disarankan untuk hamil, karena hipertiroidnya akan lebih terpacu menjadi semakin parah. Dan inilah yang terjadi pada diri saya, sementara saya baru mengetahui bahwa saya mengidap hipertiroid ini pada saat usia kandungan 7 bulan. Ditambah lagi terjadi exclamsia saat kandungan berusia 8 bulan. Bersyukurnya saya dapat melahirkan secara normal, yang sebelumnya diperkirakan oleh dokter harus cesar. Setelah melahirkan, saya masih harus menjalani perawatan intensif disertai harus menelan berbagai macam obat, yang salah satunya adalah PTU. Obat PTU ini adalah