Langsung ke konten utama

Mengusap Muka Setelah Salam

Hukumnya  sunat  mengikut ketetapan pendapat ulama Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah.

Berikut keterangannya:

  1. Hadits yang diriwayatkan Sayyidina Anas r.a. :

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قضى صلاته مسح جبهته بيده اليمنى ثم قال : أشهد ان لآإله إلاالله الرحمن الرحيم أللهم اذهب عني الهم والحزن.

Artinya :
Sesungguhnya Rasulullah S.A.W. apabila selesai solatnya maka diusap dahinya dengan tangan kanannya maka diucapkannya “Aku bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Ya Allah jauhkanlah aku dari segala dukacita dan kesedihan”.

( Hadits riwayat Ibnus-Sunniy, al-Bazzar, at-Thobarabiy dan Ibnu’Adiy.)

  1. Tersebut dalam Kitab Bughyatul-Mustarsyidin ( Kitab Fatwa Himpunan as-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husien bin Umar al-Masyhur Ba’Alawi (terkenal dengan sebutan Imam Ba’Alawi)- Mufti Hadhramaut ) halaman 49 seperti berikut :

روى ابن منصور أنه صلى الله عليه وسلم كان إذا فضى صلاته مسح جبهته بكفه اليمنى ثم أمرها على وجهه حتى يأتي بها علىالحيته الشريفة وقال بسم الله الذي لاإله إلاهوعالم الغيب والشهادة الرحمن الرحيم, اللهم اذهب عنى الهم والحزن والغم.اللهم بحمدك انصرفت وبذنبي إعترفت أعوذبك من شرما اقترفت وأعوذبك من جهد بلاءالدنيا وعذاب الأخرة.

        Artinya :
Telah meriwayatkan Ibnu Manshur, bahwa sesungguhnya  Nabi S.A.W. apabila selesai solatnya maka diusap dahinya dengan telapak tangan kanannya kemudian wajahnya hingga janggutnya maka diucapkannya “ Dengan Nama Allah yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Mengetahui Yang Ghaib dan Yang Nyata, Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang. Ya Allah, jauhkanlah aku dari segala dukacita, kesedihan, dan kebimbangan. Ya Allah, dengan pujian-MU aku berpaling dan aku mengakui segala dosa-dosaku, aku berlindung kepada-MU dari segala kejahatan yang aku lakukan, dan aku berlindung kepada-MU dari dahsyatnya bala’  dunia dan adzab akhirat.”

-----

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafakur Liar Seorang Pensyi'ar

Setiap orang mempunyai tujuan terhadap apa yang dilakukannya. Ia selalu berharap apa yang dilakukannya dapat menuai hasil. Begitupun sebagai seorang manusia yang percaya kepada fana-nya kehidupan dunia, maka ia akan berbuat untuk mendapatkan hasil untuk kekalnya hidup di akhirat. Termasuk di dalamnya kehidupan seorang pensyi’ar ilmu Allah. Ia berharap ilmu yang disyi’arkannya menjadi pendulang amal ibadah baginya sebagai bekal kehidupan akhirat. Hal itu akan terwujud selama orang-orang yang telah menerima syi’ar ilmu itu, memahami dan melaksanakan apa-apa yang telah disampaikan dalam ilmu itu. Untuk itu perlu ketaatan dalam pelaksanaannya dikarenakan untuk menggapai kefahaman diperlukan proses. Agar proses itu berjalan, maka seorang pensyi’ar harus mengolah taktik dan strategi syi’arnya dalam bentuk program-program yang terencana agar ilmu yang disyi’arkannya tersampaikan dengan utuh. Hal yang sangat berbahaya bila ilmu yang disampaikan tidak difahami dengan utuh, yaitu berupa...

Memperlihatkan Dalam Beribadah

Ibadah sudah seharusnya diperlihatkan, dipertontonkan, dan dipertunjukkan. Sehingga dapat dipastikan bahwa kita sedang ibadah.Dengan ditunjukkannya ibadah kita, maka akan menaikkan kualitas dari nilai ibadah tersebut. Sudah saatnya bagi kita semua untuk memperlihatkan dan menunjukkan pelaksanaan ibadah agar disebut orang yang taat dan bertaqwa. Dimulai dari akan beribadah, sudah harus diniatkan untuk memperlihatkannya. Pada saat melakukannya, berusahalah apa yang kita lakukan dilihat. Lakukan secermat-cermatnya hingga semua proses ibadah itu diperhatikan. Setelah selesai, nyatakan sekuat-kuatnya bahwa kita selesai beribadah. Perlihatkan ibadah kita....... ....... Perlihatkanlah kepada ALLAH SWT. Hanya kepada ALLAH. Berusahalah untuk menunjukkan, memperlihatkan, mempertontonkan ibadah kita kepada ALLAH. Tunjukkan yang terbaik yang bisa kita lakukan pada saat beribadah. Tunjukkan bahwa tidak ada aktifitas lain yang kita lakukan, tidak ada tujuan yang kita maksudkan, tiada keinginan lain ...

HADITS 36 – JANGAN MEMPERSULIT URUSAN ORANG LAIN

Hadits Arba'in An Nawawi Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan di...