“Untung bisa menghindar (lho?). Kalau tidak, aku sudah masuk lobang”, batinku berucap.
Klasik! Tidur terlalu larut. Habis sholat shubuh nambah tidur. Bangun kesiangan.
Kupacu motorku menembus hiruk pikuknya jalan raya. Kalau seandainya pada kedua tanganku adalah handle gas, mungkin kedua-duanya sudah kutarik habis.
Sesampainya di tempat kerja, seseorang yang sebelumnya telah berjanji bertemu denganku masih menunggu.
“Untung aku ngebut tadi (lho!). Kalau tidak, sudah pergi dia”, kembali batinku berucap.
Dalam pertemuan, terjadi sesuatu yang sangat tidak diharapkan. Proyektor untuk presentasi tidak bisa dipakai! Mati Total!
Bagian Rumah Tangga kalang kabut berusaha memperbaiki proyektor tersebut.
Segera kubawa televisi 29 inch dari bagian perbaikan dan kuhubungkan laptop ke televisi tersebut. Beres!
“Untung ada televisi (lho koq!). Kalau tidak, gagal presentasi yang sudah kususun tadi malam.”
Menjelang siang, pertemuan selesai. Tidak ke tempat ruangan kerjaku, aku keluar kantor dengan motorku. Tujuannya satu, warteg langgananku. Cacing-cacing di perutku sedari pagi tadi belum diberi makan.
Warteg masih sepi dari pengunjung. Sebenarnya memang belum waktunya istirahat siang.
“Untung masih sepi (lho koq lagi?). Kalau tidak, aku harus menunggu antrian yang lama.”
Kembali ke tempat kerja, pak bos sudah berada di depan mejaku menanti laporan-laporan mengenai perkembangan proyek yang selama ini kutangani. Kuserahkan berkas-berkas yang diperlukannya.
“Untung sudah kukerjakan kemarin (lho… lho… lho…). Kalau tidak, bisa-bisa disetrap kaki satu keatas tangan kanan pegang telinga kiri, nih.”
(Kayak jaman SD dulu aja)
Gelap telah menyelimuti bumi. Dalam perjalanan pulang, hujan cukup deras mengguyur.
“Untung bawa jas hujan (lhooooooooooo?). Kalau tidak, basah kuyup deh.”
Uuuuhhhh……… Mengapa dari tadi untung ini – untung itu?
Memang dikemanakan peranan ALLAH Yang Maha Mengatur segala sesuatu? Koq berani beraninya aku klaim bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah keberuntungan belaka dan sekedar kebetulan saja.
Untung segera ingat ………. (Uffsssss nggak lagi-lagi).
orang indonesia memang tetap untung.. tak pernah difikirkan dari mana keberuntungan itu berasal... makanya sering lupa dan lalai untuk bersyukur.. makanya bencana jadi menu harian di indonesia..
BalasHapus