Terjadi perbedaan pendapat dalam menetapkan hukum berkaitan mencium
tangan seseorang untuk memuliakannya. Sebagian ulama menetapkan sunat
hukumnya dan sebagian lagi mubah/harus.
Berikut keterangannya :
1.
Rasulullah pernah dicium tangan dan bahkan kakinya oleh
Ahlul-kitab yang telah memeluk Islam dan juga seorang Yahudi yang telah masuk
Islam.
وعن
صفوان بن عسال رضى الله عنه قال؛ قال يهودي لصاحبه؛ إذهب بنا إلى هذا النبي,
فأتيارسول الله صلى الله عليه وسلم فسألاه عن تسع أيات بينات فذكر الحديث إلى قوله
فقبلوا يده ورجله وقالا؛ نشهد أنك نبي .
(
رواه ألترمذي وغيره )-(دليل الفلحين)
Artinya :
Dan dari Shofwan bin ‘Usal r.a. berkata : Telah berkata seorang
Yahudi kepada temannya : “Mari kita bersama pergi kepada Nabi ini (Muhammad
S.A.W.)”, maka datang keduanya bertemu Rasulullah S.A.W. lalu
keduanya menanyakan tentang sembilan ayat yang ternyata lalu diterangkan oleh
beliau tentang berita(hadits) itu sehingga pada suatu perkataan lalu mereka
mencium tangan dan kaki beliau sambil berkata ; “Kami mengakui (bersaksi)
sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi.”
( Hadits riwayat at-Tirmizi dan Imam
Muhadditsin lainnya.)
Demikian pula kisah Ibnu
Umar r.a. dalam riwayatnya :
عن
ابن عمر رضى الله عنهما قصة قال فيها ؛ فذنونا من النبي صلى الله عليه وسلم
فقبلناه .
(
رواه أبو داود )
Artinya :
Dari Ibnu Umar
r.a. pada suatu kisah telah berkata dia ; Maka kami mendekati kepada Nabi
S.A.W. lantas kami cium tangannya.
( Hadits riwayat Abu Daud )
-----
Komentar
Posting Komentar