By Eman
Baso pakai Borax.
Ikan pakai Formalin.
Bakwan pake Baking Soda.
Daging ayam TIREN (Mati kemaren).
Daging sapi Gelonggongan.
Warna makanan pakai Rhodamin (pewarna pakaian).
Pemanis pakai Sacharin.
Sayur-sayuran dan buah-buahan disemprot pakai anti hama.
Masih banyak lagi....
Begitu banyak racun yang kita masukkan kedalam tubuh. Bukannya tidak tahu mengenai keberadaan mereka, tetapi kita tidak mau memperhatikan akibat yang akan ditimbulkan nantinya. Alasannya klise:
"Kalau takut-takut, mau makan apa?"
"Semuanya juga begitu"
"Abis enak"
"Murah sih"
Dll...
Begitu terjadi hal-hal yang memang sudah diperkirakan, maka terkejutlah kita. Nasi sudah menjadi bubur.
Ini juga berlaku bagi kehidupan kita.
Saat orang meninggalkan sholat, membaca Al Qur-an, berpuasa, zakat, menuntut ilmu, dll. Bahkan perbuatan-perbuatan buruk yang mengandung dosa malah diperbuat. Selalu hal yang klise dikedepankan :
"Sibuk, ah"
"Tanggung lagi kerja"
"Cape"
"Masih ngantuk"
"Kalau nggak begini, mana bisa makan"
"Orang lain juga begitu"
"Dunia sudah gila, kalau nggak ikut gila, ya nggak kebagian"
Uffffhhh...
Jangankan menghadapi hukum di akhirat, pada saat menghadapi hukum dunia, saat dunia menjauh, tercekatlah kita.
Waktu yang kita lewati, seakan-akan diputar kembali. Kesia-sian hadir dalam baris ingatan. Nasi sudah menjadi bubur.
Oleh karena itu, menjauhlah, sejauh-jauhnya, dari racun yang akan merusak lahir dan batin kita. Tidak ada alasan sedikitpun untuk mengakrabi mereka.
WALLAHU A'LAM
Baso pakai Borax.
Ikan pakai Formalin.
Bakwan pake Baking Soda.
Daging ayam TIREN (Mati kemaren).
Daging sapi Gelonggongan.
Warna makanan pakai Rhodamin (pewarna pakaian).
Pemanis pakai Sacharin.
Sayur-sayuran dan buah-buahan disemprot pakai anti hama.
Masih banyak lagi....
Begitu banyak racun yang kita masukkan kedalam tubuh. Bukannya tidak tahu mengenai keberadaan mereka, tetapi kita tidak mau memperhatikan akibat yang akan ditimbulkan nantinya. Alasannya klise:
"Kalau takut-takut, mau makan apa?"
"Semuanya juga begitu"
"Abis enak"
"Murah sih"
Dll...
Begitu terjadi hal-hal yang memang sudah diperkirakan, maka terkejutlah kita. Nasi sudah menjadi bubur.
Ini juga berlaku bagi kehidupan kita.
Saat orang meninggalkan sholat, membaca Al Qur-an, berpuasa, zakat, menuntut ilmu, dll. Bahkan perbuatan-perbuatan buruk yang mengandung dosa malah diperbuat. Selalu hal yang klise dikedepankan :
"Sibuk, ah"
"Tanggung lagi kerja"
"Cape"
"Masih ngantuk"
"Kalau nggak begini, mana bisa makan"
"Orang lain juga begitu"
"Dunia sudah gila, kalau nggak ikut gila, ya nggak kebagian"
Uffffhhh...
Jangankan menghadapi hukum di akhirat, pada saat menghadapi hukum dunia, saat dunia menjauh, tercekatlah kita.
Waktu yang kita lewati, seakan-akan diputar kembali. Kesia-sian hadir dalam baris ingatan. Nasi sudah menjadi bubur.
Oleh karena itu, menjauhlah, sejauh-jauhnya, dari racun yang akan merusak lahir dan batin kita. Tidak ada alasan sedikitpun untuk mengakrabi mereka.
WALLAHU A'LAM
Komentar
Posting Komentar